Selasa, 30 / 05 / 2023
Jakarta – Badan Karantina Pertanian melalui Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Pusat KH KHH) menerima kunjungan kerja (kunker) Panitia khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara. Kunker dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan terkait Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Tata Niaga dan Tata Kelola Sarang Burung Walet (SBW), Kamis (8/12).
Mewakili ketua pansus, Fachruddin, anggota DPRD Kabupaten Kutai Lartanegara menyampaikan bahwa sarang burung walet merupakan komoditi unggulan dari Kab Kutai Kartanegara. “Peraturan Daerah yang ini nantinya diharapkan mampu mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor pengelolaan SBW serta meningkatkan kinerja, tanggung jawab dan penjagaan keberlangsungan usaha dan pengelolaan sarang burung wallet,” ujarnya
Menanggapi hal ini, Wisnu Wasisa Putra selaku Kapus KH KHH menyampaikan bahwa SBW merupakan komoditi unggulan ekspor yang harus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Terlebih dengan adanya program Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (Gratieks), Kementerian Pertanian mendorong komoditas unggulan agar dapat terus naik hingga tiga kali lipat dari nilai ekspor tahun 2020.
“Volume ekspor SBW menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat sampai 3 Desember 2022, volume ekspor telah mencapai 1.336,6 ton, meningkat dari tahun 2021 yaitu 1.324,4 ton,”jelas Wisnu
Wisnu memberikan masukan agar Pemerintah Kutai Kartanegara dapat memfasilitasi pembuatan tempat pemrosesan sarang burung walet untuk meningkatkan nilai jual sarang burung walet serta menyerap tenaga kerja. Diharapkan rancangan perda dapat mengoptimalkan potensi SBW di Kab Kutai Kartanegara.
“Saat ini rumah pemrosesan banyak terdapat di Pulau Jawa ya, banyak produk SBW dari luar jawa dikirimkan ke sini sehingga menambah biaya juga, karena itu untuk meminimalkan biaya serta agar dapat langsung ekspor dari Kutai, perlu dibangun tempat pemrosesan SBW,” ujar Wisnu
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, selalu memberikan instruksi kepada jajarannya untuk berkoordinasi dan bekerjasama bersama pemerintah daerah untuk mengoptimalkan sumber daya pertanian yang berpeluang ekspor.
Hal ini untuk mewujudkan program Gratieks, yang bertujuan untuk memacu dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian Indonesia. “Selain itu juga meningkatkan kesejahteraan petani, juga meningkatkan pendapatan daerah. Jika dari hulu masyarakat sejahtera maka perekonomian Indonesia pasti akan meningkat,” ujar Bambang